Kediri – Menteri Koordinator Lingkup Kemaritiman juga Pengembangan Usaha Luhut Binsar Panjaitan mengungkapkan diperkenalkan Bandara Dhoho di Kediri, Jawa Timur, akan mengembangkan konektivitas serta dunia usaha ke selatan Pulau Jawa.
Menteri Luhut mengungkapkan Bandara Dhoho menjadi proyek percontohan pertama pada Negara Indonesia dengan skema kerja serupa pemerintah dan juga badan perniagaan (KPBU), yakni proyek dari pihak swasta juga didukung oleh pemerintah.
"Kehadiran Bandara Dhoho Kediri ini mencerminkan kolaborasi efektif antara sektor masyarakat serta sektor swasta," katanya ketika peresmian Bandara Dhoho sekaligus groundbreaking akses jalan tol pada Kediri, Jumat.
Ia menjelaskan, Bandara Dhoho Kediri ini akan merubah peta penerbangan yang dimaksud selama ini tidak ada ada di dalam kawasan selatan Pulau Jawa.
Tak hanya sekali itu, keberadaan Bandara Dhoho akan didukung oleh akses jalan tol yang dimaksud membutuhkan waktu satu jam dari juga menuju Kediri, dan juga tiada lagi bergantung ke Bandara Internasional Juanda, Surabaya.
"Nanti kalau tolnya jadi juga telah tersambung cuma satu jam menuju ke Kediri dapat terbang ke bervariasi rute di antaranya untuk melayani warga perjalanan haji kemudian umrah," kata dia.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang digunakan juga hadir pada acara yang dimaksud juga berharap Bandara Dhoho Kediri ini bisa saja berubah menjadi bandara kedua setelahnya Bandara Internasional Juanda, Surabaya yang tersebut berada di dalam selatan Pulau Jawa yang relatif belum ada bandara.
Menhub memandang peluang penumpang dari Kediri sangat besar teristimewa melayani ibadah haji lalu umroh.
"Dalam waktu dekat kami akan berkoordinasi dengan Kemenag dibuat asrama haji di dalam di tempat ini sehingga tujuh kabupaten dalam Jatim mampu melaksanakan ibadah haji dan juga umroh dari Kediri," kata Menhub.
Menhub meyakini dengan adanya Bandara Dhoho Kediri ini akan terjadi keadilan ekonomi pada Jawa Timur.
"Saya yakin akan terjadi keadilan perekonomian pada Jawa Timur," kata dia.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDhI) Istata T. Siddharta mengungkapkan bahwa pihaknya mempersembahkan Bandara Dhoho sebagai A Gift to the Nation.
"Bandara ini adalah kontribusi nyata bagi penyelenggaraan serta kemajuan dunia usaha Indonesia, juga membuka akses yang tersebut lebih besar luas ke daerah-daerah di dalam Jawa Timur bagian selatan, di antaranya wilayah selingkar Wilis seperti Daerah Nganjuk, Kediri, Tulungagung, Trenggalek, Ponorogo, lalu Madiun," katanya.
Bandara ini dibangun oleh PT Surya Dhoho Investama (SDhI), anak perusahaan dari PT Gudang Garam Tbk. Dalam pengelolaannya melalui skema kerjasama pemerintah dengan badan usaha (KPBU).
SDhI telah terjadi ditunjuk sebagai badan usaha pelaksana oleh Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara. SDhI juga menjalin kerja serupa operasi (KSO) dengan PT Angkasa Pura Negara Indonesia sebagai operator bandara yang mana sudah ada berpengalaman guna memberikan standar pelayanan yang terbaik terhadap masyarakat.
Soft launching dilakukan pada 5 April 2024, kemudian hingga sekarang ini bandara ini telah dilakukan melayani tambahan dari 20.000 penumpang dan juga 175 pergerakan pesawat.
Selain peresmian, juga dilaksanakan groundbreaking dimulainya proses pembuatan jalan tol akses yang dimaksud akan menghubungkan Bandara Dhoho (DHX) dengan Perkotaan Kediri. Diharapkan dengan adanya tol akses ini, jalur menuju bandara akan semakin simpel bagi masyarakat.
Bandara Dhoho mempunyai landasan pacu sepanjang 3.300 meter juga lebar 45 meter, sehingga mampu menampung pesawat jet wide-body, sehingga bandara ini diharapkan tiada semata-mata melayani penerbangan domestik tapi juga melayani penerbangan internasional.
Pada tahap awal, terminal penumpang dirancang untuk menampung hingga 1,5 jt penumpang per tahun dan juga bertahap dikembangkan hingga 10 jt penumpang per tahun.
Bandara ini tidak ada hanya saja berubah menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, tetapi juga diharapkan dapat menghadirkan dampak signifikan bagi perekonomian serta sosial regional, mengupayakan peningkatan di dalam Kediri juga tempat sekitarnya, termasuk Nganjuk, Madiun, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, kemudian Blitar.
Bandara yang disebutkan juga diharapkan dapat membuka prospek industri baru juga menciptakan tambahan banyak lapangan kerja pada berubah-ubah sektor seperti transportasi, pariwisata, juga perhotelan, hingga dapat menggalang sektor lain seperti pertanian, peternakan, kemudian perkebunan.