DKI Jakarta – PT Kereta Cepat sekali Tanah Air China (KCIC) atau Whoosh mencatatkan data jumlah agregat perjalanan yang dilayani mengalami peningkatan sebesar 242 persen hingga memasuki satu tahun masa operasional.
"Peningkatan jumlah total penumpang yang disebutkan ditunjang dengan penambahan jumlah keseluruhan perjalanan reguler dari yang tersebut awalnya 14 perjalanan per hari berubah jadi 48 perjalanan per hari atau meningkat sejumlah 242 persen," kata General Manager Corporate Secretary KCIC Eva Chairunisa pada pernyataan di dalam Jakarta, Jumat.
Dia menyampaikan bahwa sejak satu tahun beroperasi secara komersial sejak 17 Oktober 2023 kereta cepat Whoosh menunjukkan kinerja yang positif khususnya pada peningkatan jumlah penumpang.
"Whoosh sudah pernah melayani sebanyak-banyaknya 5,8 jt penumpang. Secara perlahan tapi pasti Whoosh terus berubah menjadi pilihan warga untuk bermobilitas dalam antara Ibukota Indonesia lalu Bandung," ujarnya.
Dia mengungkapkan dari 5,8 jt penumpang yang dimaksud dengan rincian 1,1 jt ke tahun 2023 lalu sebanyak 4,65 jt penumpang di dalam tahun 2024.
Ia mengatakan, total penumpang harian terus mengalami peningkatan dari awalnya 9 ribu penumpang per hari pada Oktober 2023 meningkat lebih besar dari 100 persen berubah menjadi 18 hingga 22 ribu penumpang per hari pada Oktober 2024.
"Puncaknya muncul di dalam tanggal 5 Juli 2024 dimana Whoosh melayani sejumlah 24.132 penumpang per hari meningkat 12 persen melebihi puncak pada tahun 2023 tepatnya 19 November 2023 dimana Whoosh melayani 21.537 penumpang per hari," terangnya.
Lebih lanjut Eva mengatakan, peningkatan total penumpang berubah menjadi tanda bahwa rakyat menyambut baik penampilan Whoosh sebagai moda transportasi yang digunakan dapat diandalkan.
Menurutnya, secara bertahap penduduk yang digunakan menggunakan Whoosh terus bertumbuh. Hal yang disebutkan terlihat dari peningkatan jumlah agregat rata-rata penumpang harian yang mana meningkat tambahan dari 100 persen sejak pertama kali dioperasikan.
"Okupansi juga terjaga dengan baik berkisar pada 70 – 80 persen di dalam low season kemudian 80 – 100 persen pada high season," ungkap Eva.
Meski ada penambahan jumlah agregat perjalanan, keselamatan serta ketepatan waktu Whoosh juga pelayanan untuk penumpang tetap dapat dijaga dengan baik.
KCIC mencatat, secara total terdapat 5,45 jt penumpang kelas Premium Economy atau sebesar 94 persen dari total penumpang Whoosh. Sedangkan penumpang First Class yang telah lama dilayani 112 ribu penumpang atau 2 persen serta Business Class sejumlah 233 ribu penumpang atau 4 persen dari total penumpang Whoosh.
"Sebanyak 96 persen penumpang Whoosh merupakan penumpang domestik lalu 4 persen merupakan penumpang internasional," ucapnya.
Stasiun Halim berubah menjadi stasiun dengan pemberangkatan penumpang Whoosh tertinggi yaitu berjumlah 2,9 jt penumpang, dihadiri oleh stasiun Padalarang dengan 2 jt penumpang, serta stasiun Tegalluar Summarecon dengan 733 ribu penumpang.
Rute Halim – Padalarang PP (pergi-pulang) masih mendominasi dengan kisaran 80 persen dari total seluruh perjalanan penumpang. Sisanya banyaknya 20 persen penumpang memilih rute Halim – Tegalluar Summarecon PP.
Untuk merancang budaya menggunakan transportasi umum, KCIC terus menjalin kolaborasi dengan bermacam pihak guna meningkatkan aksesibilitas seluruh stasiun Whoosh.
Konektivitas dengan LRT Jabodebek, Bus Transjakarta, Bus Trans Metro Pasundan, Commuter Line Bandung Raya, KA Feeder Kereta Cepat, Bus ke bandara, kemudian bervariasi moda lainnya untuk menuju destinasi lanjutan dibangun guna memudahkan penumpang bermobilitas melalui transportasi yang mana terintegrasi.
Berdasarkan survei yang tersebut dilaksanakan pada pertengahan tahun 2024, lanjut Eva, berjumlah 41 persen penumpang Whoosh berusia pada rentang 16 – 25 tahun, disertai penumpang dengan usia 26 – 35 tahun sejumlah 28 persen. Lalu 55 persen dalam antaranya merupakan pegawai swasta lalu 19 persen merupakan pegawai pemerintah.
"Masyarakat yang tersebut menggunakan Whoosh untuk berlibur atau berwisata mencapai 44 persen dan juga untuk perjalanan bidang usaha mencapai 34 persen," kata Eva lagi.
Eva juga mengungkapkan bahwa dari survei yang disebutkan pula, banyaknya 45 persen pengguna Whoosh sebelumnya memilih menggunakan mobil untuk bepergian antara Ibukota Indonesia kemudian Bandung. Sedangkan 25 persen lainnya memilih menggunakan bus atau travel.
Eva menambahkan, Whoosh berhasil memindahkan masyarakat beralih dari transportasi pribadi ke transportasi umum yang mana dapat diandalkan. Keberhasilan ini menunjukkan tingkat kepercayaan rakyat semakin tinggi dari waktu ke waktu.
“Hampir 1 tahun Whoosh hadir untuk melayani masyarakat dengan aman, nyaman, juga berubah-ubah kemudahan yang dihadirkan," ucap Eva.
KCIC berazam untuk terus berinovasi dan juga memberikan pengalaman terbaik bagi semua penumpang, dengan menghadirkan layanan yang digunakan lebih banyak modern juga efisien.