Ambon – Dinas Energi juga Narasumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku mengkaji pengembangan peluang energi angin yakni Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Maluku khususnya Daerah Perkotaan Ambon.
"Kita akan melakukan kajian kembali konstruksi pembangkit listrik tenaga bayu pada Pusat Kota Ambon, agar hasilnya maksimal lantaran provinsi Maluku sangat membutuhkan energi baru terbarukan, " kata Kepala dinas Energi juga Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Maluku, Abdul Haris, pada Ambon, Jumat.
Ia mengatakan, eksekutif pusat terus menyokong pengembangan energi baru kemudian terbarukan (EBT), lantaran Tanah Air memiliki prospek yang digunakan sangat luar biasa besar salah satunya energi angin.
Provinsi Maluku sebagai wilayah kepulauan, mempunyai garis pantai yang digunakan panjang, juga memiliki prospek energi angin yang mana besar.
Pihak pemodal katanya, sudah melakukan survei terkait kekuatan angin yang dibutuhkan untuk bisa jadi menggerakkan turbin, dan juga hasilnya memang benar potensial untuk dikembangkan.
Ia menyatakan, beberapa contoh PLTB seperti yang akan dikembangkan di dalam Ambon, ada ke Sulawesi Selatan ternyata bukan begitu maksimal.
Walaupun demikian, dari hasil survei potensinya bagus tapi begitu di pelaksanaan situasi angin sanggup berubah- ubah, pada waktu tertentu mampu menggerakkan, tapi pada waktu-waktu yang dimaksud lain beliau tidak ada mampu menggerakkan turbin .
"Sehingga berubah jadi catatan bagi kita untuk melakukan evaluasi lagi, jangan sampai kejadian seperti itu terulang ke Maluku, sebab itu kita minta untuk dia melakukan kajian, " katanya.
Ia menambahkan, pengembangan lalu pemanfaatan energi baru terbarukan satu di antaranya energi angin, terus diupayakan pemerintah guna mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen yang tersebut berasal dari EBT pada tahun 2025.
Saat ini bauran energi Provinsi Maluku masih rendah, sesuai dengan Peraturan Daerah (Perda ) provinsi Maluku nomor 1 tahun 2022 tentang Rencana Umum Daya Daerah Provinsi Maluku Tahun 2022-2050.
"Direncanakan pada tahun 2027 bauran energi dalam provinsi Maluku telah mencapai 27 persen sekarang ini baru sekitar 17 persen itu pun gabungan-gabungan energi, " katanya.